Kisah Masjid Agung Cirebon
yang Dibangun Dalam Semalam
Yang paling menakjubkan dari masjid ini adalah kisah
pembangunannya yang hanya memakan waktu semalam. Semua warga Cirebon
mengenal kisah ini dan tertuang pula dalam buku sejarah Babad Tanah
Cirebon. Sunan Kalijaga yang menjadi arsiteknya memimpin pembangunan
masjid sejak maghrib sampai subuh datang menjelang.
Mustahil? Tidak juga. Jika melihat sejarahnya, yang pertama dibangun adalah bangunan utamanya dengan tiang-tiang besar yang disetel dengan pasak, tanpa paku. Fitriani, seorang wisatawan yang berkunjung dengan keluarganya, termasuk yang percaya kalau ini adalah kejeniusan Sunan Kalijaga sehingga masjid ini selesai dalam semalam.
"Ini kan tiangnya disambung-sambung dengan pasak, kalau istilah sekarang ini namanya bangunan knock down. Dirakitnya kan cepat, mungkin saja memang dibangun dalam semalam," ujar dia.
Nah, salah satu tiang yang terkenal di masjid ini disebut Saka Tatal, di sudut selatan teras masjid yang asli. Bisa dibilang ini adalah ciri khas Sunan Kalijaga dalam membangun masjidnya. Dia menyambung potongan-potongan tiang (tatal-red) dan mengikatnya dengan lempeng besi menjadi satu tiang baru. Saka Tatal mengandung filosofi persatuan bangsa.
Satu lagi keunikan masjid ini adalah tradisi Adzan Pitu atau Adzan Tujuh pada Salat Jumat. Adzan Salat Jumat di masjid ini dilantunkan oleh tujuh orang sekaligus. Jangan lewatkan adzan keren ini, kalau Anda berwisata ke Masjid Agung Sang Cipta Rasa!
Mustahil? Tidak juga. Jika melihat sejarahnya, yang pertama dibangun adalah bangunan utamanya dengan tiang-tiang besar yang disetel dengan pasak, tanpa paku. Fitriani, seorang wisatawan yang berkunjung dengan keluarganya, termasuk yang percaya kalau ini adalah kejeniusan Sunan Kalijaga sehingga masjid ini selesai dalam semalam.
"Ini kan tiangnya disambung-sambung dengan pasak, kalau istilah sekarang ini namanya bangunan knock down. Dirakitnya kan cepat, mungkin saja memang dibangun dalam semalam," ujar dia.
Nah, salah satu tiang yang terkenal di masjid ini disebut Saka Tatal, di sudut selatan teras masjid yang asli. Bisa dibilang ini adalah ciri khas Sunan Kalijaga dalam membangun masjidnya. Dia menyambung potongan-potongan tiang (tatal-red) dan mengikatnya dengan lempeng besi menjadi satu tiang baru. Saka Tatal mengandung filosofi persatuan bangsa.
Satu lagi keunikan masjid ini adalah tradisi Adzan Pitu atau Adzan Tujuh pada Salat Jumat. Adzan Salat Jumat di masjid ini dilantunkan oleh tujuh orang sekaligus. Jangan lewatkan adzan keren ini, kalau Anda berwisata ke Masjid Agung Sang Cipta Rasa!
Kaligrafi di gapura Masjid Kasepuhan (Fitraya/detikTravel)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar